Guludan
Sunday, March 8, 2015
Metode Pengendalian Erosi
A. Metode Vegetatif
Pembenaman sisa tanaman
Penanaman tanaman-tanaman penutup tanah atau buffering
Pergiliran tanaman atau crop rotation
Penanaman tumbuhan dalam jalur atau strip cropping
Penanaman tumbuhan penguat teras
B. Metode Mekanis
Pembuatan teras atau terrassering
Pengolahan tanah menurut garis kontur atau contour village
Saluran pembuangan air
Dam penahan atau tanggul
Guludan
C. Metode Kimiawi
Soil conditioner: memperbaiki struktur tanah
A. Metode Vegetatif
Pembenaman sisa tanaman
Penanaman tanaman-tanaman penutup tanah atau buffering
Pergiliran tanaman atau crop rotation
Penanaman tumbuhan dalam jalur atau strip cropping
Penanaman tumbuhan penguat teras
B. Metode Mekanis
Pembuatan teras atau terrassering
Pengolahan tanah menurut garis kontur atau contour village
Saluran pembuangan air
Dam penahan atau tanggul
Guludan
C. Metode Kimiawi
Soil conditioner: memperbaiki struktur tanah
7. Tanah Pasir:
Proses Pembentukan: dari proses batuan sedimen dan batuan beku yang melapuk
Ciri-ciri: sangat mudah di lalui air, terbentuk dari pelapukan batuan, kurang baik bagi pertanian, mengandung sedikit humus
Pemanfaatanya: bahan bangunan
Persebaran: di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi
Proses Pembentukan: dari proses batuan sedimen dan batuan beku yang melapuk
Ciri-ciri: sangat mudah di lalui air, terbentuk dari pelapukan batuan, kurang baik bagi pertanian, mengandung sedikit humus
Pemanfaatanya: bahan bangunan
Persebaran: di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi
3. Tanah Litosol:
Proses Terbentuknya: dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna)
Ciri-ciri: tekstur tanahnya beragam dan umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
Pemanfaatanya: masih alang-alang, bisa untuk hutan
Persebaran: Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera
Proses Terbentuknya: dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna)
Ciri-ciri: tekstur tanahnya beragam dan umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
Pemanfaatanya: masih alang-alang, bisa untuk hutan
Persebaran: Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera
Jenis Tanah di Indonesia (2)
2. Tanah Vulkanik:
tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan cair maupun benda padat yang
keluar dari letusan gunung berapi
A. Tanah Andosol:
Proses Terbentuknya: dari abu vulkanis yang mengalami proses pelapukan
Ciri-ciri: warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur
Pemanfaatanya: lahan pertanian, pertanian, hutan pinus, maupun cemara
Persebaran: Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
B. Tanah Regosol:
Proses Terbentuknya: dari endapan abu vulkanis baru yang berbutir kasar
Ciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning, dan kadar bahan organik rendah
Pemanfaatanya: pertanian padi, palawijaya, tebu, dan kelapa
Persebaran: lereng gunung berapi, pantai, dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara
C. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)
Proses Terbentuknya: tanah hasil erupsi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah
Ciri-ciri: warna kelabu, dan peka terhadap erosi
Pemanfaatanya: lahan pertanian sawah dan palawija
Persebaran: Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Papua bagian selatan
Jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah Organosol: tanah hasil pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya bersifat subur.
A. Tanah Humus:
Proses Terbentuknya: hasil pembusukan bahan-bahan organik
Ciri-ciri: warna hitam, basah, mengandung bahan organik, sangat subur
Pemanfaatanya: lahan pertanian
Persebaran: Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara
B. Tanah Gambut
Proses Terbentuknya: dari hasil pembusukan tumbuhan atau bahan organik di daerah yang tergenang air (rawa-rawa)
Ciri-ciri: bersifat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur
Pemanfaatan: untuk pertanian pasang surut
Persebaran: Pantai Timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, Pantai Selatan
Sifat-sifat Tanah
Sifat Fisika Tanah:
Tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, lengas tanah, udara tanah, warna tanah, suhu tanah, permeabilitas tanah, porositas, draine tanah.
Sifat Kimia Tanah:
Kandungan bahan organik, unsur hara, dan PH tanah.
Sifat Biologi Tanah:
Peranan organisme dalam meningkatkan kualitas tanah.
-catatan-
Porositas: mudah atau cepat tidaknya tanah meresapkan air
Permeabilitas: kecepatan air merembes melalui pori-pori tanah
Drainase: kemampuan mengalirkan air
Sifat Fisika Tanah:
Tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, lengas tanah, udara tanah, warna tanah, suhu tanah, permeabilitas tanah, porositas, draine tanah.
Sifat Kimia Tanah:
Kandungan bahan organik, unsur hara, dan PH tanah.
Sifat Biologi Tanah:
Peranan organisme dalam meningkatkan kualitas tanah.
-catatan-
Porositas: mudah atau cepat tidaknya tanah meresapkan air
Permeabilitas: kecepatan air merembes melalui pori-pori tanah
Drainase: kemampuan mengalirkan air
Faktor Pembentuk Tanah
1. | Iklim | |
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. | ||
a. |
Suhu/Temperatur
|
|
Suhu
akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu
tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah akan cepat pula.
|
||
b. |
Curah hujan
|
|
Curah
hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH
tanah menjadi rendah).
|
||
2. | Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme) | |
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal: | ||
a.
|
Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air. |
|
b.
|
Membantu
proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun
dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme
yang ada di dalam tanah.
|
|
c.
|
Pengaruh
jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di
daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan
warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam
karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan
sisa-sisa rumput.
|
|
d.
|
Kandungan
unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia
seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah
pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah
pohon jati.
|
|
3.
|
Bahan Induk
|
|
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf.
Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah. |
||
4
|
||
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
|
||
a.
|
Tebal atau tipisnya lapisan tanah
|
|
Daerah
yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih
tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya
tebal karena terjadi sedimentasi.
|
||
b.
|
Sistem drainase/pengaliran
|
|
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam
|
||
5. | Waktu | |
Tanah
merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin
tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti
kuarsa.
|
Saturday, March 7, 2015
Profil Tanah
- Horizon O: Tanah permukaan, kaya akar tanaman, hewan dan tanah. Kaya akan humus, gelap.
- Horizon A: Banyak humus. Warna keabu-abuan, banyak kandungan mineral hanyut bersama air hujan atau zona pencucian.
- Horizon B: Sedikit humus, tempat pengendapan mineral yang hanyut dari horizon A.
- Horizon C: Tempat terjadinya pelapukan dan tempat batuan di hancurkan. Disebut Regolith
- Horizon R: Batuan asli atau batuan induk/bedrock
Pengertian Tanah Menurut Para Ahli:
dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara terang.
mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman. Tanah merupakan gudang persediaan mineral-
mineral yang bersifat statis.
batuan saja tetapi juga sebagai bagian dari petografi (petros: batuan) pertanian. Tanah adalah
produk hancuran iklim (weathering) yang bercampur dengan bahan organik.
hara tanaman (nutriens).
berupa partikel-partikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi dan hewan.
warnai oleh humus, dan secara tetap menyatakan dirinya sebagai kegiatan kombinasi bahan
organik seperti jasad, baik yang hidup ataupun yang mati, bahan induk, iklim relief dan dalam
waktu tertentu.
Rumusan Dokuchaiev:
T = f (bi, jh, ik, bw, w)
atau dalam bahasa Inggris
S = f (p, o, c, r, t)
Keterangan:
T: tanah (soil)
f: merupakan hasil kerjasama antara
bi: bahan induk (parent material)
jh: jasad hidup (organism)
ik: iklim (climate)
bw: waktu wilayah (relief)
w: waktu (time)
alam yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organik. Biasanya
tak padu. Mempunyai tebal yang berbeda-beda dan yang berbeda pula dengan bahan induk
yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat dan susunan fisik, sifat dan susunan kimia,
dan sifat-sifat biologi.
kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan.
- Berzelius (1803)
dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara terang.
- Justus Van Liebeg (1840)
mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman. Tanah merupakan gudang persediaan mineral-
mineral yang bersifat statis.
- Falluo (1871)
batuan saja tetapi juga sebagai bagian dari petografi (petros: batuan) pertanian. Tanah adalah
produk hancuran iklim (weathering) yang bercampur dengan bahan organik.
- Davy (1913)
hara tanaman (nutriens).
- Werner (1918)
berupa partikel-partikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi dan hewan.
- Dokuchaiev (1870)
warnai oleh humus, dan secara tetap menyatakan dirinya sebagai kegiatan kombinasi bahan
organik seperti jasad, baik yang hidup ataupun yang mati, bahan induk, iklim relief dan dalam
waktu tertentu.
Rumusan Dokuchaiev:
T = f (bi, jh, ik, bw, w)
atau dalam bahasa Inggris
S = f (p, o, c, r, t)
Keterangan:
T: tanah (soil)
f: merupakan hasil kerjasama antara
bi: bahan induk (parent material)
jh: jasad hidup (organism)
ik: iklim (climate)
bw: waktu wilayah (relief)
w: waktu (time)
- Joffe (1949)
alam yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organik. Biasanya
tak padu. Mempunyai tebal yang berbeda-beda dan yang berbeda pula dengan bahan induk
yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat dan susunan fisik, sifat dan susunan kimia,
dan sifat-sifat biologi.
- Bremmer (1958)
kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan.
Pengertian Tanah:
Dalam bahasa Yunani: pedon, bahasa Latin: solum dan bahasa Inggris: soil.
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian luar sebagai hasil pelapukan dan pengendapan batuan.
Tanah sangat vital perananya bagi semua kahidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Di dalam tanah banyak terkandung bermacam-macam bahan organik dan annorganik.
Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna, maupun manusia. Sedangkan bahan annorganik berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan mineral.
Dalam bahasa Yunani: pedon, bahasa Latin: solum dan bahasa Inggris: soil.
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian luar sebagai hasil pelapukan dan pengendapan batuan.
Tanah sangat vital perananya bagi semua kahidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Di dalam tanah banyak terkandung bermacam-macam bahan organik dan annorganik.
Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna, maupun manusia. Sedangkan bahan annorganik berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan mineral.
Subscribe to:
Posts (Atom)